Sore
"Sampai berapa kali aku harus bertemu denganmu?" “Maaf. Aku terlambat.” Sesosok pria tambun dengan rambut lebat tiba-tiba saja membungkukan badannya di hadapanku. Tepat saat aku berniat untuk beranjak pergi dari tempat yang hampir sejam lamanya aku tempati. “Hei, Frieska. Kau sudah lupa denganku?” ujar pria tersebut kembali, sembari menarik kursi kosong yang ada di depanku, lalu duduk begitu saja. Sementara sorot matanya seakan tengah mempermainkan aku yang tampak kebingungan dengan tingkahnya, yang bisa dibilang sok akrab. Padahal, aku sama sekali tidak mengenalnya. Sumpah demi Tuhan, tidak ada bayangan wajahnya dalam ingatanku. Tapi tunggu, bagaimana dia bisa tahu namaku?