Maafkan Aku
Aku bisa mendengar suara langkah kaki mendekat, tepat saat suara pintu rumah terbuka dan kemudian tertutup kembali. Tanpa menoleh pun, aku tahu siapa dia. Seseorang yang telah lama membuat jantungku berdetak tak biasa. Seorang wanita yang sudah lama tahu bagaimana cara membuatku nyaman setiap kali berada di sampingnya. Intinya, aku mencintainya. Telingaku masih mendengar suara langkah kaki tersebut. Pikirku sudah terbiasa menebak bahwa dirinya nanti akan memelukku dari belakang. Mencium rambutku, dan sesekali menggigit telingaku dengan manja. Ya seperti biasa. Dirinya akan membuat aliran darahku berdesir tak menentu setiap kali bertemu. Aku menunggu. Pada sofa yang aku gunakan untuk menonton TV sekarang, tubuhku tak sabar untuk menanti pelukannya. Kemudian membiarkan bibirnya melacak harum pada leherku dan menggigit telingaku dengan lembut. Namun sayang, hari ini dia berlalu dan langsung berdiri di hadapanku. Melayangkan air mu...