Posts

Showing posts from January, 2013

Cankir Pesona

Image
Aku belajar dari cangkir. Pesonamu bagaikan air mengalir. Sejuk penghilang dahaga kerinduan. Mengisiku penuh Hingga membuatku luluh. Kau buatku terbang. Melupakan segala luka yang tak pantas dikenang. Mengantarku kapada alam Dan memanjakanku dengan keindahan.   Bagiku.... Senyummu adalah permata. Yang akan ku jaga, walau harus bertukar air mata. Perhatianmu adalah mutiara. Yang akan ku jaga walau harus mengorbankan raga. Dan tak ada yang menyerupai bahagiamu, kecuali aku. Karena bahagiamu adalah bahagiaku. Yang akan ku jaga Seperti menjaga diriku dari kesengsaraan rindu. Hingga suatu hari Berirama sudah jantung ini. Berdegup kencang bak halilintar di malam hari. Hari itu sangatlah buruk. Kau berikan kata-kata yang membuat mata berkaca-kaca. Kau tinggalkanku. Begitulah inti dari seribu kata yang kau beri. Setelah semua yang kita lalui. Kau memilih tuk sekedar melewati. Setelah aku berkesempatan di depanmu. Kau m...

Sesombong Bunga Mawar

Image
Ayam lelah berkokok. Dan aku baru bangkit dari pelukan mimpi. Kubuka tirai pelindung, dan tampaknya embun pagi sudah lama menguap merebahkan sayap. Terbang ke atas awan, terurai dalam bentuk lain. Meninggalkan pesan, bahwa mereka akan datang lagi besok pada daun yang sama. Kulihat sekitar taman. Begitu cerah dan bergairah. Kucoba menatap sebentar dan sekejap aku mulai candu. Rasanya ingin selalu menatap bunga yang sombong itu. Baiklah, kali ini dia mampu merebut hatiku. Jujur, bunga sombong itu mengingatkanku pada seseorang. Dirinya seperti bunga mawar. Berwujud elok, namun berduri. Mengancam tanganku saat ingin coba mendekati. Kau jahat sekali. Memasang duri agar engkau terlindungi.

Aku Anak Desa

Image
Aku anak desa Rumahku sederhana Atapnya dedaunan Reruntuhan ranting kenangan Aku anak desa Tak suka memakai sandal Tak gentar menginjak duri Setajam dikhianati Aku anak desa Berjalan menyusuri sawah Bernyanyi riang gembira Mengingat indahnya cinta Aku anak desa Meniup seruling bambu Sembari menjaga kerbau Dan setia menunggumu selalu. Aku anak desa Menyusuri jembatan kayu Membawa sekantong beras Dan sebongkah hati yang ikhlas. Aku anak desa Yang mencintai anak kota Tak peduli berbeda Yang penting saling cinta

Pagi Kenangan

Image
Hujan ini seperti rindu. Menemani kala bangun menghampiriku. Setiap pagi saat fajar masih bernama, dedaunan sudah dingin menganga.  Terbasahi reruntuhan embun langit. Mengalir cepat begitu sengit. Ah masa harus seperti ini. Setiap pagi teringat lagi. Sementara itu, aku lemas dengan tubuhku. Energi terkuras habis hanya untuk melupakanmu. Sesekali aku ingin pergi keluar rumah, namun mataku terpejam dan tak tahu jalan arah. Aku berjalan menyusuri jalan. Menuju ruang, dimana banyak air penantian. Di situlah aku sering bercuci muka. Membersihkan semua pengganggu yang melekat di wajahku. Aku tahu kamu pengganggu, tapi aku tak tahu mengapa air tak ikut mengalir bersamamu. Mungkin saja hatimu belum rela. Membiarkanku pergi bersamanya.