Sesombong Bunga Mawar
Ayam lelah berkokok. Dan aku baru bangkit dari pelukan mimpi. Kubuka tirai pelindung, dan tampaknya embun pagi sudah lama menguap merebahkan sayap. Terbang ke atas awan, terurai dalam bentuk lain. Meninggalkan pesan, bahwa mereka akan datang lagi besok pada daun yang sama.
Kulihat sekitar taman. Begitu cerah dan bergairah. Kucoba menatap sebentar dan sekejap aku mulai candu. Rasanya ingin selalu menatap bunga yang sombong itu. Baiklah, kali ini dia mampu merebut hatiku.
Jujur, bunga sombong itu mengingatkanku pada seseorang. Dirinya seperti bunga mawar. Berwujud elok, namun berduri. Mengancam tanganku saat ingin coba mendekati. Kau jahat sekali. Memasang duri agar engkau terlindungi.
Comments
Post a Comment
Kebebasan berpendapat itu,mulai sejak ini kamu berkomentar