Sesungguhnya Aku Masih Cinta
Siang itu, aku sedang duduk di halte. Menanti datangnya bus untuk pulang ke rumah. Tiba-tiba, datanglah seorang wanita yang wajahnya masih cantik dan tak berubah sedikit pun dari wajahnya dulu saat masih menjadi kekasihku.
"Kamu?", tanyaku agak kaget
"Aku minta maaf.", bisik dia nyaris tak terdengar.
"Tak perlu, aku lah yang salah. Melepaskanmu demi cowok brengsek itu.", sahutku menggerutu
"Aku khilaf, ji. Aku telah salah memilih.", sesalnya.
"Tak apa. Aku tak rugi sedikit pun atas kesalahanmu. Lalu kamu mau apa dariku? ", tanyaku
"Tidak. aku hanya ingin kamu tahu, bahwa aku telah menyesali ini semua.", sahutnya
"Bangkitlah. Semoga kesalahan memberimu sedikit pelajaran. Pelajaran tentang menghargai apa yang telah kita punya, bukan mengharapkan yang lain.", kataku agak keras.
"Bisakah kita seperti dulu? aku janji tak ku ulangi lagi kesalahan ini.", mohon dia.
"Maaf, aku tak bisa. Kecuali kalau aku mau berselingkuh. Tapi sayangnya, aku bukanlah tipe cowok yang suka selingkuh seperti mantanmu yang brengsek itu.", tegas aku
"Aku mengerti.", sahutnya.
Lalu dia pergi meninggalkanku bersama genangan air matanya. Dan aku hanya bisa merenung dan delima. Apakah aku akan melakukan kesalahan yang serupa dengan yang ia pernah lakukan kepadaku atau tetap mensyukuri yang sudah aku punya? Entahlah, sesungguhnya aku masih cinta.
Comments
Post a Comment
Kebebasan berpendapat itu,mulai sejak ini kamu berkomentar