Tradisi Kelulusan Yang Absurd : Edisi Wali Murid

Setelah postingan kemarin yang edisi siswa, sekarang giliran yang edisi orang tua.  Kegembiraan pasca kelulusan siswa bukan saja dinikmati hanya pada siswa itu sendiri, melainkan orang tua mereka juga merasakanya. Sudah jelas, karena merekalah yang membiayai sekolah kalian, masa’ nggak bahagia kalau anaknya lulus. Lagian, bisa dibilang aneh kalau para orang tua nggak ikut seneng . masa’ lihat anaknya seneng karena lulus, terus orang tuanya sedih gara-gara lihat sinetron? #salahfokus.


Seperti yang gue udah ceritain kemarin tentang masalah ke-absurd-an  para siswa, itu ternyata ada juga orang tua yang bertingkah aneh setelah menerima kelulusan anaknya. Gue juga nggak habis pikir kenapa Indonesia sekarang udah kaya majas hiperbola, terlalu berlebihan. Misalnya seperti ini :

Tradisi ini terjadi di salah satu SMP di Solo. Informasi ini gue dapet pas gue baca Koran bareng babe gue 1 hari pasca pengumuman kelulusan gue sendiri waktu SMP. Waktu itu ada Koran baru di rumah, gue ngambil Koran yang bagian olahraga dan babe gue ngambil Koran SOLOPOS. Kita terkejutt…!!! Belum..kita belum membacanya. Lalu babe gue membacanya, dan gue masih asyik nungguin Maria Sharapova main tenis di Koran. Ketika gue hampir bosen nungguin Maria Sharapova main tenis , tiba-tiba babe gue teriak dengan nada pelan.

Babe: HAAA….*sambil sodorin koran* “ kamu tahu nggak laki-laki ini lagi ngapain?”.

Gue: ” Mau Roll depan?” * Ragu-ragu*.

Babe: “Bukan!!”,

Gue: “ Lantas apa?.  

Babe:“ Dia lagi sedang ngepet.”
 lalu babe gue tertawa walaupun terdengar leluconya lebih berasa garing -_-“.

Oke, yang gue lihat di Koran tersebut adalah seorang bapak-bapak yang sedang sujud syukur. WOW..it’s amazing!!! Gue terkagum-kagum sampai gue lihat keseluruhan isi foto tersebut. Gue lihat secara keseleruhan dan teliti betul, ada beberapa sepeda motor dan lampu merah di sekeliling bapak tersebut. Tunggu-tunggu jangan bilang ini DI JALAN RAYA?, gue pikir gitu. Dan ternyata benar. Bapak tersebut sedang sujud di Jalan Raya.
Nggak habis pikir, kenapa bapak tersebut harus sujud di jalan raya, cuma gara-gara anaknya lulus. Apakah bapak tersebut pesimis bahwa anaknya nggak bakalan lulus? Atau ini suatu perwujudan syukur yang teramat besar kepada ALLAH SWT? Kalau emang begitu kenapa tidak di masjid saja?  Coba kita bandingkan, lebih bersih mana antara jalan raya dengan masjid? Sudah tentu masjid. Apakah kalian pernah liat di dalam masjid ada sepeda motor melintas? Ya nggak lah. Atau mungkin semua itu memang persyaratan yang harus dilakukan dari sekolah anaknya? Nggak mungkin. Jelas Nggak mungkin seorang kepala sekolah begini :

Kepsek :  “Anda orang tua dari siswa yang sexy dan aduhai bernama ‘Omblo cellalu cetia’?”

Wali murid: “Anak saya laki-laki, pak! Istighfar!”  -_-“

Kepsek : “Astagfirullah , ini surat kelulusan anak bapak.” *sodorin surat*

Wali murid: *buka surat* 4nAkk khuhh lUluSs g’ eaaa??......Alhamdulillah!!! Anakku LULUS!! Tapi?? Ada syaratnya??  *bengong, sambil lihatin kepala sekolah*

Kepsek : “iya bapak. Kalau bapak pengen anaknya lulus 100%, silahkan cari lampu merah terdekat!”

Wali murid: “Emang anak saya lulus berapa persen, pak?”

Kepsek: “ Ya, fifty-fifty, pak”

Wali murid: *bingung* “ terus kalau dah ketemu lampu merah, ngapain pak?”

Kepsek : “SUJUD, pak!!!”

Wali murid: *lalu kemudian sujud*

Kasus di atas nggak mungkin terjadi di kehidupan kita. Lo bisa bayangin gimana perasaan anaknya  kalau tahu sebab apa dia bisa lulus. Sakitttt…lebih sakit ketimbang  sakit diputusin tante-tante. Namun sakit tersebut, tidak akan melebihi sakitnya jidat orang  tuanya saat harus dijedotin di aspal. Percayalah. Ayahmu telah banyak berkorban untukmu, nak.

Dari kasus nyata di atas tadi terlihat absurd,kan? Apakah bapak kalian berencana untuk seperti itu? Bersujud di tempat yang kurang pas?  Silakan tanya baik-baik bapak lo mulai dari sekarang. Atau jidat bapak lo lah yang akan menyesal di kemudian hari. :D.


Comments

Popular posts from this blog

Fungsi,Syarat,Bahan Utama,dan Bentuk Komponen Rangka Sepeda Motor [Otomotif]

Keseimbangan Cinta

Jenderal Kagami yang Berekor Nakal