Habis Sudah


Kulihat waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Namun sejak siang tadi, dia belum sekalipun memberi kabar. Apa-apaan ini? Apa yang terjadi? Semoga tak terjadi apa-apa.

Segera ku beranjak menuju ruang tengah. Ku langkahkan kakiku perlahan dan kemudian berhenti tepat di depan pintu kamar ibuku. Terdengar suara riuh dari balik pintu itu yang tak lain dan tak bukan adalah suara perselisihan orang tuaku.

Hal semacam ini biasa terjadi, namun untuk kali ini aku merasa tak biasa. Aku merasa bahwa aku harus menenangkan mereka. Karena apa? Karena aku tahu semuanya.

Kucoba membuka pintu kamar mereka dan terlihat mereka sedang adu mulut. Ku beranikan diriku untuk berkata,

"Sudahlah, Pak Bu. Jangan bertengkar. Aku tahu kok apa yang Ibu Bapak permasalahkan."

"Ha? Oh... Kami tidak bertengkar kok. Hanya salah paham saja. Lebih baik kamu belajar saja sana.", kata Bapakku dengan lembutnya.

"Iya, nak. Lagian kamu itu masih SMP, tidak tahu apa-apa. Lebih baik kamu pergi masuk kamar dan belajar untuk Ujian Nasional besuk.", sambung Ibu sembari mencoba mengusap-usap air mata.

Baik, Pak Bu.". jawabku sembari menutup pintu.

Aku tak bisa berkata lagi. Tiba-tiba seperti sesak menjalar cepat di dada ini. Apa yang harus aku perbuat?

*Kring Kring Kring*

Terdengar dengan nyaring suara handphoneku. Yap, akhirnya SMS itu datang juga. Aku harap itu dari dia.

Segera ku merogoh sakuku dan cepat-cepat membuka isi pesannya :

"Ji, Ternyata selama ini kita DITIPU!!! Orang itu ternyata pembohong!! Uangku habis sudah. Terpaksa, malam ini aku harus belajar mati-matian."

Begitulah isi pesannya. Pesan yang paling buruk dari sekian pesan yang pernah aku baca.

Alhasil, habis sudah semuanya. Uangku, tabunganku, barang-barang berhargaku dan yang paling penting adalah KALUNG EMAS IBUKU.

Comments

Post a Comment

Kebebasan berpendapat itu,mulai sejak ini kamu berkomentar

Popular posts from this blog

Fungsi,Syarat,Bahan Utama,dan Bentuk Komponen Rangka Sepeda Motor [Otomotif]

Keseimbangan Cinta

Jenderal Kagami yang Berekor Nakal