Sonichi


Sonichi, sudah berapa kali kata tersebut keluar dari mulut mereka. Mereka yang duduk di sekelilingku, sembari menunggu pertunjukan di ruangan remang ini.

“ Sonichi… “ terdengar lagi.

“ Sonichi..” lagi-lagi terdengar dari mulut yang berbeda.

Baiklah, memang dimaklumi.  Hari ini memang hari yang paling ditunggu. Apalagi bisa berkesempatan masuk dan menjadi saksi dari debut setlist baru ini. Jadi tidak heran jika banyak yang mengucapkan kata itu. Hanya saja kata  tersebut  memang tidak  aku suka. Entah apa alasan Tuhan membuat kepalaku pening saat mendengarnya.

Beda halnya dengan mereka, aku datang ke sini dengan wajah biasa. Tak sebahagia mereka yang mati-matian masuk ke dalam, dan tak cukup penasaran dengan setlist baru yang akan ditunjukan nanti. Tapi bukan berarti aku orang gila yang datang ke sini tanpa maksud apa-apa. Aku juga punya tujuan untuk bisa masuk ke sini. Hanya saja aku tak tahu apakah Sonichi setlist kali ini akan sama dengan setlist sebelumnya. Ah sial, kenapa aku mengucapkan kata terkutuk itu.

Sembari menunggu pertunjukan dimulai, di tempat duduk  teather aku menyempatkan diri untuk memainkan ponselku. Tidak, aku datang ke sini tidak membawa lightstick seperti apa yang lainnya pegang, jadi mungkin hanya ponsel saja yang akan aku pegang nanti.  Terlebih lagi lighstick yang aku punya dulu sudah aku jual, jadi aku sudah tak punya apa-apa lagi, selain koleksi fotopacknya yang sampai sekarang masih aku selipkan di album foto. Benar, aku tidak akan menjualnya. Aku bersumpah..

Sedetik  kemudian, seseorang telah menepuk pundakku. Sejurus dengan itu wajahku menoleh ke kanan.  Tak butuh waktu lama untuk mengenali wajahnya, apalagi memang dia temanku satu-satunya yang pernah aku ajak berkenalan di tempat ini.

“ Ahay..ketemu lagi. “ suara renyah darinya.

“ Ya. “

“ Lama gak ketemu. Gimana kabarmu? Sehat kan? “

“ Kalau sakit, aku pasti ada di rumah sakit. “ cibirku.

“ Oh iya bener juga. Kau gak nanyain kabarku? “

“ Kalau kamu sakit, pasti kamu gak akan ke sini. “ cibirku lagi.

“ Oh iya. Ah otakku kok jadi rusak gini ya. “ dia menepuk jidatnya.

“ Kebanyakan ngidol. “
“ Hm.. Bisa jadi. “, jawabnya sembari manggut-manggut.

Aku tersenyum melihat tingkahnya yang konyol itu. Tapi sekonyol-konyolnya, dia adalah satu-satunya orang yang memperhatikan aku selama ini.

“ Terakhir ketemu pas sonichi tahun lalu ya?  " dia memulai lagi.

“ Hm..bisakah kau diam? “, kataku spontan, keluar dari mulutku begitu saja.

“ Maaf. Aku tak bermaksud untuk…”

“ Iya..gak papa. Lagian ini salahku. Seharusnya aku gak datang ke sini. “ kataku menyela perkataannya.

“ Iya, bukannya kamu bilang  gak akan datang lagi ke theater?  “ tampaknya dia tak lupa dengan kataku tahun lalu.

“ Aku gak tahu. Mungkin waktu itu hanya emosi sesaat. “ aku tersenyum menjawabnya. Padahal hatiku hancur saat harus mengingat hari itu. - Kalau sakit kenapa datang ke sini, ji. Dasar aneh… 

“ Sudahlah. Masih banyak yang lain, Ji . Member bukan hanya dia saja. Apalagi sebentar lagi kan ada audisi generasi tiga, akan tambah lagi bidadari Fx Sudirman. “ dia nyengir.

“ Kamu pikir aku semudah itu pindah hati? “,

“ Saran aja sih. “ katanya, kali ini nadanya lebih rendah.

Tak lama kemudian, suara overture bergema. Tanda bahwa sebentar lagi bidadari-bidadari tersebut akan muncul di atas panggung. Sejalan dengan itu, aku mematung, tapi tidak dengan Kresna. Dia duduk di sampingku sembari membuat sorakan seperti penonton lain. Entahlah, sejak sonichi tahun lalu, aku enggan mengeluarkan teriakan - chant - seperti mereka . Bukan berarti aku gengsi,  malu atau apa, hanya saja  aku bingung, harus meneriakkan nama siapa. 

Kinal? Dia sekarang bukan member lagi. Sonichi tahun lalu dia mengumumkan kelulusannya di depanku  – di atas panggung ini juga -. Waktu itu, dia menangis, seperti tak rela meninggalkan penggemarnya. Begitu juga dengan member lain yang rasanya memang tak mau jika harus merelakan kepergian bidadari dari kahyangan. Sedih, sedih sekali memang melihat kenyataannya. Tapi aku sendiri juga harus menghargai keputusannya, karena aku tak mau jika harus jadi penggemar yang egois untuknya. Karena apapun itu, dia pasti sudah memikirkannya masak-masak. Jadi aku harus ikhlas..

Tapi entah kenapa hati ini terasa sangat perih sekali. Mungkin karena seminggu kemudian. Kinal sudah punya pacar.

Comments

Popular posts from this blog

Fungsi,Syarat,Bahan Utama,dan Bentuk Komponen Rangka Sepeda Motor [Otomotif]

Keseimbangan Cinta

Jenderal Kagami yang Berekor Nakal