Beruntungnya Aku

Taukah kamu. Jika ada yang  bertanya padaku siapa yang paling beruntung di dunia ini, aku akan mengakui diriku sendiri.

Pagi itu, jendela kamar telah terbuka. Sinar fajar yang sudah cukup terang memasuki kamarku melalui kaca jendela. Sementara,diriku masih terkapar di tempat tidur, malas untuk bangun dan memulai hari.

Hingga suara pintu terbuka pun terdengar.

Ngekkkkk....

Aku melirik mencari tahu siapa yang mendekatiku pertama kali di pagi ini. Sosok wanita yang menurutku cantik, bermata sipit dan senyumnya mengembang elok itu menghampiriku dengan membawa nampan berisikan segelas susu putih dan 3 potong roti bakar berselai coklat. Dialah Naomi, istriku yang sudah cukup lama aku nikahi.

" Manja banget sih, jam segini baru bangun. ", katanya padaku. Aku hanya tersenyum padanya. Begitu juga dengan senyumnya padaku. Kemudian nampan yang dia bawa diletakkan di meja samping tempat tidur.

" Seperti biasa, segelas susu dan roti di pagi hari untuk suamiku tercinta. ", dia mengambilkan gelas yang berisikan susu itu dan memberikannya padaku. Aku tersenyum lagi.

Aku yang masih berbaring mencoba untuk bangkit dan duduk untuk menyambut gelas dari Naomi. Sementara Naomi duduk di sampingku dan mengamati diriku yang hendak sarapan. Kemudian dia tertawa kecil, aku hanya mengerukan dahi.

" Anak kecil banget sih. ", dia mengusap tepi bibirku yang membekas putih susu dengan tangan kanannya. Setelah itu mengambil gelas yang aku bawa dan meletakkanya kembali ke nampan.

Diambilnya sepotong roti bakar untukku. Roti bakar berisikan selai coklat yang susah payah dia siapkan sejak aku masih terlelap di dalam mimpi. Ya, Naomi tahu betul apa kesukaanku dan apa yang tidak aku suka. Dia selalu memberikan aku bahagia.

3 Potong roti habis tak tersisa. Begitu juga dengan susu yang sudah aku habiskan sejak tadi. Lalu Naomi dengan sigap membereskan dan hendak mengembalikan nampan ke dapur. Dengan cepat aku meraih tangannya, ku genggam dengan erat untuk menghentikan geraknya yang hendak menuju ke dapur. Naomi menoleh..

" Ada yang bisa dibantu, tuan?  ", tanyanya menggoda. Aku tersenyum melihat candanya padaku.

Tahukah kamu, istriku. Aku adalah orang yang paling beruntung memilikimu, yang masih setia mendampingku, merawatku dan melayaniku setiap waktu. Aku senang bisa bersamamu, Naomi.

Kataku dalam hati....

Dia hanya bisa tersenyum dan tak mengerti apa yang sedang aku pikirkan, lalu pergi ke dapur meninggalkan suaminya yang susah bicara ini sendirian di kamar.

Memang, aku telah selamat dari kecelakaan pesawat kemarin, hanya saja kejadian mengerikan itu masih saja teringat di pikiran. Aku trauma. Aku susah bicara.

Comments

Popular posts from this blog

Fungsi,Syarat,Bahan Utama,dan Bentuk Komponen Rangka Sepeda Motor [Otomotif]

Keseimbangan Cinta

Jenderal Kagami yang Berekor Nakal